Friday, April 6, 2012

Peta Ekonomi Indonesia

Keadaan Geografis
Indonesia terdiri dari enam kepulauan besar (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara). Mempunyai daratan seluas 195-200 juta ha, terletak di daratan tropika dengan curah hujan yang tinggi dan hanya dibedakan ke dalam 2 musim setiap tahun. Berbagai sumber pertambangan yang amat berharga, seperti minyak-gas alam, batu bara, timah, tembaga, dan sumber tambang lainnya, merupakan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.


Jenis Bahan Tambang
Lokasi Tambang
Aspal alam
Sulawesi Tenggara 
Batu bara
Sumatera Barat dan Sumatera Selatan
Bauksit
Riau
Nikel
Sulawesi Selatan dan Maluku
Timah
Sumatera Selatan dan Riau
Mangan
Jawa Barat dan D.I. Yogyakarta
Tembaga
Irian Jaya
Pasir besi
Jawa Tengah
Emas dan perak
Jawa Barat

Penyebaran penduduk Indonesia
Tidak meratanya penyebaran penduduk di Indonesia, yang sebagian besar penduduk terpusatkan di Pulau Jawa ini, membuktikan bahwa di satu pihak Pulau Jawa sudah kelebihan penduduk(over populated), sedangkan di pihak lain artinya di luar Pulau Jawa justru kekurangan penduduk (under populated). Penyebaran penduduk yang tidak merata ini menyebabkan akibat-akibat sebagai berikut:
Di Pulau Jawa
o Karena terlalu banyaknya tenaga kerja, persaingan pun timbul sehingga upah cenderung rendah dan jumlah pengangguran meningkat.
o Rendahnya upah serta meningkatnya pengangguran merupakan salah satu penyebab meningkatnya gejala kriminalitas yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Di luar Pulau Jawa
o Kurangnya tenaga kerja sebagai akibat kurangnya penduduk telah menyebabkan upah tenaga kerja cenderung tinggi yang merupakan salah satu penyebab tingginya biaya produksi di daerah luar pulau Jawa dan juga masih tingginya biaya angkut melalui laut.
o Kurangnya tenaga kerja yang dirasakan telah mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di daerah yang disebabkan karena pertumbuhan industri yang lamban.

Struktur ekonomi ekspor
Salah satu petunjuk mengenai perkembangan ekonomi Indonesia adalah penampilan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebagian besar sumber penerimaan negara berasal dari perdagangan luar negeri (ekspor) MIGAS yang memegang peranan besar dari keseluruhan penerimaan dalam negeri, rata-rata 65% . Dari gambaran APBN serta neraca perdagangan yang menunjukkan peranan, baik sebagai sumber pendapatan dalam negeri maupun sebagai sumber devisa negara ini, menunjukkan bahwa struktur perekonomian Indonesia bersifat struktur ekonomi ekspor.
Suatu negara yang mempunyai struktur ekonomi ekspor seperti Indonesia sangat terpengaruh oleh maju/mundurnya ekspor. Keadaan ini dengan sendirinya akan mempengaruhi pola kemampuan untuk mengimpor, artinya bila ekspor dalam bentuk devisa meningkat berarti kemampuan impor akan meningkat dan devisa hasil ekspor berkurang yang juga akan mengakibatkan kemampuan impor berkurang.

Sebagaimana diketahui bahwa impor Indonesia terdiri dari:
o Barang konsumsi (sandang, pangan, serta barang konsumsi lain untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat)
o Bahan baku/penolong untuk industri dalam negeri
o Barang modal seperti peralatan pabrik, dsb.

Dari jenis barang impor yang diperlukan tersebut, akan dirasakan pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi dalam negeri. Bila kemampuan impor berkurang sebagai akibat berkurangnya pendapatan dari ekspor yang disebabkan karena berkurangnya/turunnya kemampuan ekspor berarti kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan akan terpengaruh. Ini menunjukkan bahwa suatu negara yang  perekonomiannya sangat bergantung pada perdagangan luar negeri seperti Indonesia adalah peka terhadap perkembangan ekonomi dunia.


Sumber:
http://awikaleeminho.blogspot.com/2011/02/gambaran-mengenai-peta-ekonomi.html 

Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Perencanaan pembangunan adalah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif atau sebagai peran arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan.

Ciri perencanaan pembangunan
      ·  Berisi upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi
      ·  Meningkatnya pendapatan perkapita
      ·  Merubah struktur ekonomi
      ·  Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat
      ·  Pemerataan pembangunan
     
     Manfaat perencanaan
      ·  Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
      ·  Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan risiko-risiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi seminim mungkin.
      ·  Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
      ·  Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran, maupun kegiatan usahanya.
      ·  Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.
      ·  Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas secara lebih efisien dan efektif. 
      ·  Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus dapat ditingkatkan.
      ·  Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi.
     
      Tantangan pembangunan ekonomi Indonesia ke depan sangat berat dan berbeda dengan yang sebelumnya. Paling tidak ada empat tantangan yang dihadapi Indonesia, yaitu:
      1. Otonomi daerah
      Pertama, Undang-Undang No. 22 tahun 1999 secara tegas meletakkan otonomi daerah di daerah kabupaten/kota. Hal ini berarti telah terjadi penguatan yang nyata dan legal terhadap kabupaten/kota dalam menetapkan arah dan target pembangunannya sendiri. Di satu sisi, penguatan ini sangat penting karena secara langsung diupayakan dan diselesaikan melalui mekanisme yang ada di kabupaten/kota tersebut. Tetapi di sisi lain, otonomi ini justru menciptakan ego daerah yang lebih besar dan bahkan telah menciptakan konflik antar daerah yang bertetangga dan ancaman terhadap kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
      
      2. Pergeseran orientasi pembangunan sebagai negara maritim
      Wilayah kelautan dan pesisir beserta sumber daya alamnya memiliki makna strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia, karena dapat diandalkan sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.

      3. Ancaman dan sekaligus peluang globalisasi
      Ancaman dan peluang dari globalisasi ekonomi terhadap Indonesia yang terutama diindikasikan dengan hilangnya batas-batas negara dalam suatu proses ekonomi global. Proses ekonomi global cenderung melibatkan banyak negara sesuai dengan keunggulan kompetitifnya, seperti sumber daya manusia, sumber daya buatan/infrastruktur, penguasaan teknologi, inovasi proses produksi dan produk, kebijakan pemerintah, keamanan, ketersediaan modal, jaringan bisnis global, kemampuan dalam pemasaran dan distribusi global.
    
      Ada 4 manfaat yang dirasakan dari globalisasi ekonomi, yaitu:
      · Spesialisasi produk yang didasarkan pada keunggulan absolut atau komparatif
      · Potensi pasar yang besar bagi produk massal
      · Kerjasama pemasaran bagi hasil bumi dan tambang untuk memperkuat posisi tawar
      · Adanya pasar bersama untuk produk-produk ekspor yang sama ke pasar Asia Pasifik yang memiliki 70% pasar dunia
      Namun di sisi lain, globalisasi memberikan ancaman terhadap ekonomi nasional dan daerah berupa membanjirnya produk-produk asing yang menyerbu pasar-pasar domestik akibat tidak kompetitifnya harga produk lokal.
  
      4. Kondisi objektif akibat krisis ekonomi
      Krisis ekonomi telah menyebabkan tingginya angka penduduk miskin menjadi 24,2% dari total penduduk Indonesia pada tahun 1997/1998 yang membaik pada tahun 1999 menjadi 23,4%. Krisis ekonomi ini memacu krisis multidimensi, seperti krisis sosial dan krisis kepercayaan terhadap pemerintah.

      Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 mengamanatkan agar pembangunan wilayah di Indonesia dapat dilaksanakan secara seimbang dan serasi antara dimensi pertumbuhan dan pemerataan kawasan. Ditekankan pula adanya keserasian dan keseimbangan antar pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan, demi terselenggaranya pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.

      Strategi pengembangan wilayah nasional untuk pembangunan ekonomi yang lebih merata dan adil, antara lain:
      · Mengembangkan ekonomi daerah dan nasional melalui pengembangan sektor-sektor unggulan.
      · Mengembangkan kawasan perbatasan sebagai ”beranda depan” negara dan pintu gerbang internasional yang menganut keserasian prinsip-prinsip ekonomi (prosperity) serta pertahanan dan keamanan (security). 
      · Mengembangkan simpul-simpul ekonomi daerah dan nasional melalui pengembangan sistem kota-kota yang telah ditetapkan.
      · Mengembangkan keterkaitan ekonomi antar daerah melalui pengembangan sistem jaringan transportasi yang mencakup sistem jaringan jalan, rel, pelabuhan laut, dan bandar udara yang melayani pengembangan ekonomi kawasan andalan dan kota-kota, sehingga terwujud struktur ruang wilayah nasional yang utuh dan kuat dalam kerangka negara NKRI.
      · Mengembangkan dukungan sumber daya air yang mencakup pengelolaan Satuan Wilayah Sungai (SWS) dan atau Daerah Pengaliran Sungai (DPS) yang kritis dan strategis terutama untuk pelayanan terhadap simpul-simpul ekonomi dan kawasan andalan sebagai ”prime-mover” ekonomi nasional dan daerah.

      Sumber: