Tema: Capital Flight
Pengarang: Ghozali Maski dan Setyo Tri Wahyudi
Tahun: 2012
Judul: Study on the Capital Flight and Its Impact on Economic Growth: a Case Study in Indonesia
Latar Belakang
Liberalisasi ekonomi Indonesia yang dimulai pada tahun 1967 dengan penerapan sistem devisa bebas mendukung sistem keuangan Indonesia untuk diintegrasikan dengan sistem keuangan dunia. Akibatnya, aliran bebas modal asing keluar dan masuk semakin terbuka lebar. Jika arus keluar modal sangat tinggi, fenomena menunjukkan terjadinya capital flight (pelarian modal). Umumnya, fenomena pelarian modal asing biasanya ditunjukkan oleh jenis investasi jangka pendek, seperti investasi dalam portofolio. Investasi pada portofolio dapat mempengaruhi pasar keuangan domestik dengan bentuk transaksi seperti ekuitas dan sekuritas kas. Di Indonesia, arus modal asing penting sebagai sumber pembiayaan untuk investasi dan konsumsi, serta untuk memperkuat cadangan devisa negara.
Masalah dan Tujuan
Selama 1990-1997, aliran modal asing di Indonesia telah tumbuh secara signifikan, yang pada periode ini arus modal dalam bentuk investasi asing langsung (FDI) telah mendominasi komposisi modal asing. Baru-baru ini, fenomena yang muncul adalah meningkatnya arus modal asing portofolio, obligasi, saham, ekuitas, dan instrumen jangka pendek lainnya dibandingkan dengan FDI jangka panjang. Dalam hal investasi, krisis ekonomi 1997 menunjukkan bahwa komposisi portofolio telah meningkat dibandingkan dengan arus FDI. Dalam hal investasi, krisis ekonomi 1997 menunjukkan bahwa komposisi portofolio telah meningkat dibandingkan dengan arus FDI. Selanjutnya, data yang dikumpulkan dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa ada surplus saldo modal dan keuangan pada tahun 2006 yang telah meningkat sebesar 2,5 miliar dolar dibandingkan dengan 0,3 miliar dolar pada periode sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan pelarian modal di Indonesia selama periode 2000-2009, dan (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung pelarian modal di Indonesia.
Metodologi
o Data
Penelitian ini menggunakan data time series kuartalan dimulai dari kuartal pertama 2000 sampai kuartal ketiga 2009. Data tersebut diperoleh dari beberapa sumber dan dokumentasi dari pihak yang terkait dengan masalah penelitian. Sumber data dari Statistik Keuangan Internasional, Indikator Pembangunan Dunia, data statistik keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan Pusat Kantor Statistik (BPS), serta jurnal penelitian sebelumnya.Model regresi digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya pelarian modal di Indonesia. Spesifikasi model diadopsi dan dimodifikasi dari model yang digunakan oleh Al-Fayoumi et.al., dalam studinya faktor-faktor yang mempengaruhi pelarian modal di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara.
o Variabel
Variabel berupa nilai tukar riil, pertumbuhan PDB riil, investasi langsung asing, utang luar negeri, tingkat pengembalian diferensial, ketidakpastian, dan inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya pelarian modal.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data statistik utang luar negeri Indonesia, yang diterbitkan oleh Bank Indonesia tercatat bahwa sejak tahun 2005 sampai 2009, posisi utang luar negeri Indonesia meningkat sebesar 22,19%. Sektor keuangan dan sektor manufaktur adalah dua kontributor terbesar dari utang luar negeri Indonesia.
Pada tahun 2009, ekonomi Indonesia telah tumbuh 4,5 persen dibandingkan tahun 2008. Selama tahun 2009, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 15,5 persen. PDB oleh sembilan sektor kegiatan ekonomi Indonesia selama periode 2007-2009 menunjukkan bahwa sektor manufaktur memberikan kontribusi terbesar diikuti oleh sektor pertanian dan jasa. Sedangkan sektor dengan kontribusi terkecil adalah listrik, gas, dan air. Kontribusi sektor pertanian terus menurun, hal ini menunjukkan transformasi struktural yang sedang berlangsung di Indonesia. Dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2008, pada tahun 2009 terjadi peningkatan di beberapa sektor kecuali: Sektor Industri, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pertambangan dan Penggalian, dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan. Variabel pertumbuhan ekonomi (GDP), nilai tukar (ER), dan inflasi (INF) tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya pelarian modal (CF) di Indonesia. Sedangkan variabel investasi asing langsung (FDI) mempengaruhi terjadinya pelarian modal (CF) di Indonesia. Secara keseluruhan, kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi dalam terjadinya pelarian modal di Indonesia cukup tinggi, yakni sebesar 89,9%.
Kesimpulan
Selama periode tahun 2000 sampai tahun 2009, data makroekonomi Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia bergerak menuju tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif cukup tinggi. Di sisi lain, Indonesia juga mengalami masalah perhatian yang cukup, yang saat ini masih tingginya tingkat pelarian modal ke luar negeri. Beberapa saran dan rekomendasi adalah sebagai berikut: (1) perlunya kebijakan yang tepat yang diambil dan dijalankan pemerintah Indonesia untuk mencegah pelarian modal. Peningkatan investasi dan prosedur perizinan di Indonesia harus dikaji ulang, sehingga pelarian modal dapat dicegah dan selanjutnya tidak mengganggu proses pertumbuhan ekonomi, (2) diperlukan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Meskipun kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia telah cukup baik, namun perlu ditingkatkan dan dipelihara sehingga pertumbuhan yang terjadi benar-benar mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar, peningkatan produksi dalam negeri dan mendorong kegiatan ekspor, dan (3) mengurangi ketergantungan pada bantuan asing atau pembiayaan.
No comments:
Post a Comment